Oleh : Laela Faridah S.Kom.I
Majalengka // zonakabar.com – iNews melansir berita bahwa dua dokter residen anestesi diduga membius dan memerkosa anak perempuan pasien di salah satu rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat. Terduga pelaku merupakan mahasiswa yang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi salah satu universitas terkemuka di Bandung. Mirisnya lagi dugaan pemerkosa ini ditengarai dilakukan dua oknum dokter PPDS Anestesi kepada penunggu pasien.
Dalam melancarkan aksinya, tersangka memberikan midazolam atau obat penenang (obat bius). Dalam keadaan tidak sadar korban diduga mendapat tindakan tidak senonoh yang viral di media social. Kabar ini beredar luas di media sosial dan menjadi pergunjingan warganet.
Selanjutnya pelecehan seksual di era modern ini seolah sudah menjadi problem abadi. Karena system nilai liberal sekuler yang mempromosikan nilai-nilai kebebasan akut di masyarakat seperti lingkaran setan yang tak berujung.
Tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kaum akademisi, serta didukung oleh industry hiburan dan media telah secara massif terus merasuki generasi muda, generasi yang rusak mentalnya, kosong secara spiritual, gagal mendefinisikan realitas kehidupan, dan tidak memiliki tujuan hidup. Generasi seperti ini rentan terpikat dengan gaya hidup hedonis dan pragmatis serta terperangkap kubangan kriminalitas.
Inilah yang disebut sebagai theage of abundance knowledge oleh Proff James Duderstadt yakni zaman keberlimpahan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tidak menjawab krisis kemanusiaan, krisis ekonomi, krisis moral, krisis politik dan krisis generasi.
Oleh karena itu, para penguasa muslim harus menyadari bahwa untuk mengatasi pelecehan seksual dan krisis generasi ini sesungguhnya hanyalah Islam.
Sejarah gemilang peradaban Islam terbukti menjamin kehormatan dan keamanan masyarakat. System hukum, sosial dan politik ekonominya berpadu menjamin tumbuh kembangnya generasi emas yang kuat, produktif dan bertakwa. Lihatlah perempuan hebat di masa keemasan Islam, menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu maka semakin beradab/bermoral.
Dari sekian banyak muslimah yang menjadi mutiara ilmu umat Islam, ada satu yang namanya harum karena visi keilmuan yang luar biasa dialah Fatimah al Fihriy muslimah asal Tunisia, yang mendirikan masjid yang dinobatkan sebagai universitas tertua di dunia di Tunisia. Universitas menjadi pusat kajian ilmu yang cukup berpengaruh. Dari sinilah mulanya ilmu berkembang dan tercetak generasi dengan profesi beragam.
Dari paparan singkat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa dunia Pendidikan saat ini gagal dalam mencetak generasi mulia yang menjungjung kesucian dan keluhuran tingkah laku. Oleh karena itu, sebagai muslim yang menyakini Allah sebagai pencipta kita, tidak ada lagi keraguan bahwa setiap jengkal kehidupan adalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka sudah seharusnya momentum menjadi intelektual ini diiringi dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT dengan menempa diri agar menjadi hamba Allah yang lebih taat kepada Allah SWT bukan menjadi pelaku sekaligus korban kriminalitas rendahan.
Marilah kita memantaskan diri untuk meraih kemuliaan dan kehormatan yang dijanjikan Allah. Mari mendidik diri, keluarga dan seluruh umat Islam untuk taat pada seluruh syariat. “Jika saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Karena itu, Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu.” (Qs. Al-‘Araf : 96)
WalLahu a’lam bi ash-shawab