Oleh: Putri Efhira Farhatunnisa
(Pegiat Literasi di Majalengka)
Di bulan Ramadhan yang mulia ini, Palestina belum menghirup udara kemerdekaan. Bahkan perjanjian gencatan senjata pun dimanipulasi oleh zionis Israel. Gencatan senjata yang dilakukan Israel meliputi tiga tahap di kesepakatan awal. Namun setelah tahap satu selesai, Israel mengajukan ingin memperpanjang tahap satu hingga hari raya Idul Fitri dan Paskah.
Pengajuan tersebut tentu tidak disetujui oleh Hamas sebagai pihak dari rakyat Palestina. Kelompok ini menganggap bahwa pengajuan tersebut hanya manipulasi untuk membatalkan gencatan senjata secara permanen. Karena Hamas menolak pengajuan Israel yang telah disetujui Amerika Serikat (AS) tersebut, Israel menahan berbagai bantuan yang akan masuk ke Gaza (alinea.id, 2/3/2025).
Selain segala bentuk bantuan yang ditahan oleh zionis, shalat tarawih di Al-Quds pun dibatasi oleh otoritas Israel dengan dalih keamanan. Fakta ini menunjukan bahwa penjajahan zionis atas Palestina termasuk masjid suci ini masih berlangsung. Hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun. Kooptasi Al-Quds ini telah merampas kebebasan umat Islam untuk beribadah di tanah suci sendiri (nomorsatukaltim.disway.id, 1/3/2025).
Berbagai kebijakan dan langkah yang dilakukan zionis menunjukkan bahwa di tengah gencatan senjata sekalipun, makhluk laknat ini masih mengontrol Palestina baik di tepi Barat maupun Gaza secara keseluruhan. Israel juga memahami bahwa umat Islam masih berpotensi untuk melakukan perlawanan, sehingga berusaha dicegah dengan berbagai upaya, baik dengan cara politik maupun militer, bahkan di Al-Quds yang notabenenya adalah tempat peribadatan.
Umat Islam tak boleh menyerah untuk terus memperjuangkan kemerdekan Palestina. Terus maju tak gentar meskipun penjajah ini mendapat bekingan AS. Terlebih di bulan penuh rahmat ini, perlu kita jadikan sebagai ajang memompa dan men-charge keimanan kita untuk mengentaskan penjajahan ini.
Berhenti Berharap pada Barat
Dan kita juga tidak boleh terus menggantungkan harapan kemerdekaan tanah suci Al-Quds pada solusi-solusi yang diberikan Barat. Sebagaimana watak sistem yang mereka emban, solusi dari mereka tidak menyelesaikan masalah secara komprehensif. Maka solusinya harus dikembalikan lagi pada Islam itu sendiri, tidak bertumpu pada pihak asing.
Karena keadaan umat Islam yang terus ditekan, ditindas, diintimidasi bahkan dilecehkan, tak lain karena kita tunduk pada sistem buatan Barat. Mereka tidak benar-benar peduli teradap kondisi kaum muslimin, karena mereka pun sadar, jika Islam dibiarkan bangkit maka mereka akan tersaingi dan lingkup kekuasaan mereka akan menyempit. Mereka paham betul bahwa Islam memiliki power yang kuat untuk menyebar karena sifatnya yang ekspansif.
Maka untuk mengembalikan kemuliaan Islam adalah dengan membawa kembali Islam untuk diterapkan pada kehidupan, sehingga kemuliaan itupun akan membawa kita menjadi manusia yang mulia dan umat terbaik (khairu ummah). Dan kaidah kausalitas akan terus berlaku, di mana sesuatu tidak akan muncul tiba-tiba namun harus diperjuangkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Kekasih Allah, Muhammad SAW untuk menegakkan Islam.
Islam Solusi Tuntas
Entitas zionis adalah muhariban fi’lan (negara yang secar nyata memusuhi Islam), maka wajib dihadapi dengan perang, bukan lagi negosisasi. Penjajahan atas Palestina ini harus segera dihentikan. Dan Pengentasan zionis ini akan efektif dan solutif jika dilakukan dengan menyiapkan pasukan militer yang akan berperang di bawah komando seorang Khalifah (pemimpin Islam).
Maka dari itu penegakkan Islam harus menjadi masalah utama (qadhiyah mashiriyah) seluruh umat Islam dan wajib diperjuangkan oleh seluruh kaum muslimin. Karena hanya itulah yang bisa mengentaskan segala bentuk penderitaan umat. Hanya Islam yang mampu membawa manusia pada kebangkitan dan kesejahteraan hakiki, karena semuanya diatur sesuai fitrah dan hakikat penciptaannya masing-masing.
Menganggap bahwa kemuliaan dapat diperoleh dalam sistem buatan manusia adalah suatu kedangkalan berpikir. Jika begitu sama saja kita menggantungkan harap pada selain Allah yang tentu hanya akan membawa pada kesakitan dan kesengsaraan. Maka kepercayaan itu harus diputus, saatnya kembali pada Islam untuk menggapai kemerdekaan umat Islam secara keseluruhan.
Jadikan bulan Ramadhan ini sebagai saksi atas ‘keberisikan’ kita untuk ikut berjuang menegakkan Islam, demi kemerdekaan kaum muslim, khususnya tanah suci Al-Quds. Dengan terus menyuarakan kemerdekaan Palestina dan menyebarkan opini Islam pada masyarakat umum. Sehingga pemikiran dan perasaan kaum muslim bisa satu suara untuk diatur oleh aturan yang sama pula yaitu Islam.
Wallahua’lam bishawab.