Ina Agustiani, S.Pd
(Praktisi Pendidikan)
Majalengka // zonakabar.com – Kondisi yang belum terselesaikan dan paling krusial yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah provinsi Jawa Barat adalah masalah sanitasi. Ini menjadi perhatian serius dimana perkembangan dan percepatan teknologi serta pembangunan yang ideal harus mencakup kesesuaian dari semua aspek. Kondisi parah terjadi di kota Cimahi mengenai sanitasi yang paling kritis bahkan ditandai level merah, menunjukkan bahwa air tanah yang sudah mencapai batas maksimal dan tidak disarankan untuk digunakan sebagai sumber air.
Pemeriksaan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dilakukan rutin setiap bulan atau beberapa kali dalam satu tahun memastikan pengelolaan limbah berjalan baik. Ario Wibisono selaku Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan Kota Cimahi melakukan inspeksi kepada ratusan pelaku usaha secara berkala melalui tim patroli, dan mengungkapkan “Keterbatasan hidup seringkali mempengaruhi respons terhadap peristiwa yang berkala atau insidental, baik melalui laporan maupun temuan, pencemaran sungai di Cimahi, terutama oleh Biological Oxygen Demand (BOD) yaitu kebutuhan oksigen biokimia dan Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu ukuran pencemaran organik dalam air, tetapi memiliki perbedaan, disebabkan oleh limbah domestik, terutama dari tinja manusia atau kotoran hewan,” jelasnya.
Hal senada juga ditemukan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan yang menyatakan bahwa sanitasi itu bukan hanya infrastruktur, tetapi menyoal peradaban, kesehatan dan kualitas hidup. Data Pemkot, akses sanitasi aman di Kota Bandung mencapai 21,45 persen dan 18,41 persen warga belum mendapatkan sanitasi layak. Maka target 2030 harus ada : 100 persen rumah tangga bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan), 100 persen layanan pengumpulan sampah terpenuhi, 43,34 persen rumah tangga memiliki akses sanitasi aman. Setelah sampai di TPA ada program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) serta penguatan solusi ekologis yang berkelanjutan. Sampah akan mempengaruhi air tanah lingkungan dan kesehatan, maka harus ditangani bersama dengan fokus dan konsisten.
Persoalan Utama
Dalam tataran dunia internsional ketersediaan air pun masih menjadi masalah, dalam peringatan World Water Week (Pekan Air Dunia) ke-35 negara-negara hadir di Stokholm pada tanggal 24-28 Agustus 2025 lalu. “Water for Climate Action” memfokuskan peran air dalam mengatasi dampak perubahan iklim, dengan membuka mekanisme pendanaan inovatif akses universal yang lebih aman. Pekan Air Dunia terselenggara setiap tahun tetapi krisis air bersih masih tak kunjung usai.
Pengamat kebijakan Kanti Rahmillah, M.Si. mengamati bahwa krisis air bersih pada sebagian penduduk dunia yang tak kunjung usai adalah tata kelola yang kapitalistik. Privatisasi hampir semua sektor, mata air yang harusnya dikelola negara dijadikan lahan bisnis oleh swasta, dengan begitu swasta akan melakukan efisiensi, akhirnya kian hari air makin mahal.
Deforestasi juga secara besar-besaran untuk kepentingan industri dilakukan tanpa batas sepanjang 1,18 juta hektare wilayah Indonesia sebagai peringkat kedua yang kehilangan hutan paling luas.
Sistem kapitalis telah terbukti mencemari kebutuhan urgensitas rakyat, pertemuan-pertemuan yang diadakan tidak membahas persoalan untuk menghentikan privatisasi, alih fungsi lahan oleh korporat. Sistem ini yang melegalkan segala macam kebijakan yang tidak pro kepada rakyat, negara yang menganutnya hanya sebagai regulator bukan penyelamat umat apalagi tempat berlindung rakyat.
Dengan peran negara yang sangat minimal akhirnya pembuatan UU mengabaikan hukum Allah. Lahirlah sistem ekonomi liberal dengan privatisasi menyerahkan milik negara pada perusahaan. Dari sinilah terlahir komersialisasi air bersih dan konsumsi sehari-hari rakyat harus bayar untuk mendapatkan air bersih yang layak dan aman. Yang tidak mampu dibiarkan dan ditinggalkan tenggelam dalam ketidakpastian sanitas bersih walaupun mengancam kesehatan sambil kita diperlihatkan berita mengenai kerusakan lingkungan, harga PAM kian naik, bahkan tidak dipakai pun tetap dikenakan biaya, pembuatan sumur bor harus mengeluarkan biaya tidak sedikit. Rusun kumuh dengan kamar mandi bersama, menambah kisah kelam kehidupan rakyat masa kini, ditengah gemerlapnya percepatan pembangunan oleh negara.
Solusi Islam
Islam punya seperangkat aturan untuk mengatur aspek kehidupan termasuk sanitasi, karena aspek kebersihan adalah bagian dari praktik ibadah yang akan menjadikan sah atau tidaknya rangkaian kegiatan ini. Fokus kepemimpinan bagi seorang pemimpin dalam Islam adalah bagaimana jabatan digunakan untuk kemaslahtan, kenyamanan, keamanan rakyatnya yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Sistem yang benar mewujudkan kehidupan bersih dan sehat, sehat jiwa, sehat lingkungan sehat badan. Penyelesaian krisis air bersih dan jaminan hidup sehat diterapkan secara politik yang secara holistik dalam kepemimpinannya. Seperti dalam HR Bukhari dan Muslim “Imam/khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.”
Negara akan bertanggung jawab terhadap kebutuhan dasar rakyat dan menyelesaikan seluruh kesulitannya, termasuk antisipasinya yaitu mitigasi kesulitan air. Dengan membiayai risetnya, pengembangan teknologi, semua dilakukan bukan oleh swasta. Selain itu penghentian eksplorasi SDA jika itu membuat lingkungan taruhannya.
Kemudian secara ekonomi, ada konsep pengelolaan harta diantaranya harta milik umum seperti air, energi, hutan, sungai, laut adalah milik rakyat. Negara sebagai pengelola supaya harta bisa dinikmati bersama rakyat, itu termasuk pelayanan karena pengelolaan harus oleh negara bukan korporat yang hanya segelintir dirasakan manfaatnya. Dan infastruktur dengan adanya fasilitas publik seperti pipa, bendungan akan disediakan negara ke rumah-rumah penduduk secara gratis. Sedangkan untuk pribadi seperti jamban, alat sanitas semua didorong untuk memilikinya dengan layak dengan harga yang murah dan pengadaan mudah, sehingga rakyat tidak kesulitan membangunnya.
Dikuatkan aspek ruhiyah bahwa Allah mencintai hamba-hambaNya yang bersih dan sehat serta kuat yang menjalankan kewajibannya, edukasi ini akan terhubung dengan pendidikan formal dan nonformal. Demi terciptanya lingkungan bersih diatas kemaslahatan umat, Islam menerapkan Hima (kawasan yang didirikan secara khusus untuk melindungi tumbuh-tumbuhan dan kehidupan liar), dan Rasulullah menerapkan hima ini. Contoh kisah Khalifah Utsman bin Affan memperluas hima Al-Rabdah yang mampu menampung 1.000 ekor binatang setiap tahun.
Semakin rapi sistemnya negara akan mengelola mata air sehingga semua rakyat bisa menikmatinya secara gratis dengan mendirikan industri air bersih yang tersalurkan dengan tekonologi canggih hingga pelosok negeri berupa indsutri pipa yang diambil dari biaya di baitulmal.
Dengan penerapan yang tersandar ini, mekanisme sistem Islam dalam hal lingkungan akan diwujudkan dengan mudah, pengelolaan sumber daya air bersih dan sanitasi layak akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, beribadah menjadi tenang dengan kualitas hidup yang terjamin oleh negara. Wallahualam.
⏳ Hẹn giờ dễ dàng với Đồng hồ đếm ngược online — đặt giờ/phút/giây, chuông báo hết giờ, toàn màn hình, lưu cài đặt; chạy mượt trên điện thoại & PC, miễn phí, không cần cài đặt ⚡️