Majalengka // Zonakabar.com 12 Agustus 2025 – Dalam rangka mendukung Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia, khususnya di bidang ketahanan pangan, jajaran Polsek Malausma, Polres Majalengka, Polda Jabar melaksanakan kegiatan monitoring dan pengontrolan terhadap lahan pertanian kering atau Non Lahan Baku Sawah (Non LBS) yang berada di wilayah hukum Kecamatan Malausma.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Malausma IPTU Yondri, S.Sos., M.H., bersama Bhabinkamtibmas Desa Girimukti, Bripka Tatang Hendrata. Mereka didampingi oleh Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Malausma, Deni Supriana, S.P., serta penyuluh pertanian dan pengurus Kelompok Tani “Gaya Tani”, Ridwan.
Tim melakukan pengecekan terhadap lahan pertanian jagung seluas kurang lebih 4 hektare yang terletak di Kebun Kiara Paranje, Desa Girimukti. Diketahui, masa tanam jagung dimulai pada Juli 2025 dan diperkirakan akan memasuki masa panen pada November 2025.
Kapolsek Malausma IPTU Yondri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antara kepolisian, penyuluh pertanian, dan kelompok tani dalam memastikan pemanfaatan lahan pertanian non sawah secara optimal demi mendukung ketahanan pangan nasional.
“Langkah ini adalah bagian dari peran aktif Polri dalam mendorong produktivitas pertanian rakyat, serta memastikan bahwa setiap program yang dijalankan tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi petani dan masyarakat,” jelas IPTU Yondri.
Sementara itu, Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kapolsek Malausma menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk aparat kepolisian, dalam mendukung pembangunan sektor pertanian.
“Melalui pengawasan dan komunikasi langsung dengan kelompok tani dan penyuluh, kami ingin memastikan program pertanian berjalan efektif. Kegiatan ini juga mempererat hubungan antara kepolisian dan masyarakat,” tutur Kapolres dalam pernyataannya.
Dari hasil koordinasi di lapangan, diketahui bahwa total lahan pertanian kering (Non LBS) di wilayah Kecamatan Malausma mencapai sekitar 10 hektare, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk penanaman komoditas jagung dan palawija lainnya.
Diharapkan, langkah-langkah monitoring seperti ini dapat membantu meningkatkan produktivitas lahan, menjaga ketersediaan pangan, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa.