Oleh Yanyan Supiyanti, A.Md.
Pendidik Generasi
Majalengka // zonakabar.com – Jalan Kunti di Kecamatan Semampir, Surabaya, lama dikenal sebagai kawasan rawan narkoba. Berulang kali aparat melakukan penggerebekan dan menemukan aktivitas peredaran barang terlarang di wilayah tersebut. Bahkan pada 20 November 2024, polisi menemukan sebuah bunker di salah satu rumah saat operasi.
Kasus terbaru terjadi ketika BNNP Jatim melakukan tes urine pada puluhan pelajar di sekitar Jalan Kunti. Hasilnya mengejutkan: 15 siswa SMP dinyatakan positif menggunakan narkoba. Kabid Pemberantasan dan Intelijen BNNP Jatim, Kombes Pol M. Suhanda, menyatakan pihaknya masih menelusuri sumber narkoba tersebut. Namun, jenis narkoba yang dipakai para siswa masih belum diungkap.
Keterlibatan pelajar dalam penyalahgunaan narkoba menunjukkan betapa rentannya kondisi remaja saat ini. Banyak dari mereka kehilangan arah, nilai spiritual, dan pegangan hidup. Lingkungan yang dipenuhi gaya hidup hedonis dan pergaulan bebas, ditambah tekanan hidup yang kompleks tanpa dukungan moral maupun spiritual, membuat narkoba dijadikan pelarian cepat yang pada akhirnya merusak masa depan.
Maraknya peredaran narkoba juga mengindikasikan lemahnya pengawasan negara dan masyarakat. Remaja yang belum matang secara emosional menjadi kelompok paling mudah terjebak. Jika tidak ditangani secara menyeluruh, keadaan ini dapat membawa dampak jangka panjang: normalisasi narkoba di kalangan generasi muda dan rusaknya kualitas sumber daya manusia.
Masuknya paham liberalisme–sekularisme yang menonjolkan kebebasan tanpa batas turut memperparah situasi. Pola pikir permisif membuat sebagian remaja menilai semua gaya hidup dapat diterima, termasuk yang destruktif.
Karena itu, penguatan iman dan nilai kehidupan yang benar sangat penting di lingkungan keluarga dan pendidikan. Negara pun berkewajiban memberikan perlindungan maksimal terhadap remaja dari segala bentuk ancaman, termasuk narkoba. Mencegah kemungkaran tidak boleh dilakukan setengah hati.
Dengan penerapan nilai-nilai Islam secara menyeluruh, remaja tidak hanya dijaga dari sisi keamanan fisik, tetapi juga dibentuk akidah dan kepribadiannya. Lingkungan sosial akan menjadi lebih sehat, bebas dari narkoba, pornografi, dan perilaku menyimpang. Pendidikan berbasis akidah membantu generasi memahami tujuan hidup dan batasan yang menjaga mereka dari kerusakan.
Negara memiliki tanggung jawab besar sebagai pengurus rakyat untuk memastikan keselamatan dan masa depan generasi. Rasulullah saw. bersabda bahwa pemimpin adalah pengurus rakyat dan bertanggung jawab atas urusan mereka. Karena itu, negara tidak boleh hanya melakukan razia sesaat, tetapi harus memberantas jaringan narkoba hingga tuntas, menutup semua jalur masuknya, dan menegakkan hukum tanpa tebang pilih.
Pencegahan kemungkaran harus dilakukan dari akarnya, bukan hanya permukaan. Lingkungan yang bersih dari narkoba, pendidikan yang menanamkan akidah, dan budaya hidup sehat harus diciptakan secara sistematis. Upaya ini membutuhkan sinergi keluarga, masyarakat, dan negara.
Dengan penerapan syariat Islam secara kafah, generasi akan tumbuh dalam lingkungan yang sehat, berkepribadian kuat, dan tidak mudah terjerumus dalam narkoba maupun perilaku merusak lainnya.
Wallahualam bissawab.





