Mengatasi Perbedaan, Mewujudkan Persatuan

Oleh: Putri Efhira Farhatunnisa (Pegiat Literasi di Majalengka)

Majalengka // zonakabar.com – “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” sebuah pepatah yang memiliki makna, bahwa persatuan menghantarkan kesuksesan dan perpecahan mencipta kehancuran. Kini, persatuan umat Islam begitu rapuh. Kadang terlihat begitu kuat, disatukan oleh perasaan. Kadang saling berselisih karena perbedaan, yang sebenarnya hanya perbedaan kecil.

Bacaan Lainnya

Perbedaan metode penentuan awal bulan Dzulhijjah antara hisab dan rukyat dapat menyebabkan perbedaan tanggal Idul Adha di Indonesia. Metode rukyat yang lebih bergantung pada pengamatan hilal secara langsung berpotensi mengalami kegagalan, terutama di wilayah dengan posisi bulan yang rendah, sehingga dapat menyebabkan perbedaan tanggal hari raya (beritanasional.com, 16/5/2025).

Setiap tahun, pada penghujung tahun hijriyyah jutaan muslim dari berbagai bangsa berkumpul di Tanah Suci untuk berhaji. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai latar belakang, budaya, dan bahasa, namun mereka bersatu dalam satu tujuan: untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Persatuan umat Islam yang terwujud saat haji merupakan contoh nyata bahwa perbedaan duniawi dapat dilebur oleh aqidah Islam.

Sekat Nasionalisme dan Golongan

Namun, sayangnya, persatuan ini seringkali hanya sesaat. Selepas Idul Adha, umat kembali tercerai dan bahkan saling bermusuhan, melupakan penderitaan saudara seiman di berbagai penjuru dunia. Bahkan kerapkali terjadi perbedaan dalam penetapan Idul Adha, padahal hari haya kurban ini berkaitan dengan wukuf orang berhaji di Arafah. Begitu orang wukuf di Arafah, besoknya pasti merupakan hari raya.

Sekat nasionalisme dan perbedaan golongan membuat umat sering terpecah, beginilah ketika banyak kepala yang mengatur urusan umat. Kerap berbenturan hingga bermusuhan seperti sudah beda agama. Padahal memiliki Tuhan yang sama, Nabi yang sama, namun itu tak cukup untuk menyatukan umat.

Kabar dari Rasulullah SAW Tentang Perselisihan

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.” (HR Tirmidzi).

Disebutkan dalam riwayat lain,

كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً ، قَالُوا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

“Semuanya masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang berjalan di atas jalan yang ditempuh olehku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ؛ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Sesungguhnya barangsiapa yang nanti hidup setelahku, maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, berpeganglah kalian kepada sunahku dan sunah Al-Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk (Al-Mahdiyyin). Gigitlah ia (sunahku tersebut) dengan gigi geraham, dan tinggalkanlah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)

Rasulullah SAW sudah mengabarkan sejak ribuan tahun lalu bahwa perbedaan akan terjadi, hal ini merupakan kabar yang berasal dari Allah karena sejatinya Al-Qur’an dan As-sunah datang dari sumber yang sama yaitu Allah pencipta semesta alam. Allah sudah mengetahui pilihan yang akan kita ambil, namun terlepas dari itu, saat ini kita dapat memilih untuk bersatu. Bersatu dengan menjadikan Al Qur’an dan As-sunah sebagai pegangan hidup.

Persatuan di Bawah Sistem Islam

Umat Islam yang berjumlah hampir 2 miliar memiliki potensi untuk menjadi kekuatan dunia yang disegani jika bersatu. Namun, perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita seringkali membuat kita tercerai dan tidak dapat bersatu. Sejarah mulai dari kepemimpinan Nabi Muhammad SAW hingga para penggantinya, membuktikan Islam bisa menjadi adidaya yang kuat seperti negara Amerika Serikat saat ini.

Mengesampingkan ego dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya pengatur kehidupan, dan menyadarkan setiap urusan pada risalah yang Rasulullah SAW bawa yaitu Islam. Ketika Islam yang menjadi sandaran setiap keputusan, maka tak akan terjadi perbedaan. Maka persatuan sejati hanya dapat terwujud dalam Sistem Islam yang menyatukan umat dalam satu tubuh dan satu tujuan. Sistem Islam bukan hanya tentang ritual dan ibadah, tapi juga tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Idul Adha mengajarkan ketaatan mutlak kepada Allah SWT, dan seharusnya mendorong umat untuk patuh sepenuhnya pada syariat Islam. Kita harus menjadikan Idul Adha sebagai momentum untuk memperkuat persatuan umat Islam dan mewujudkan Sistem Islam yang dapat menyatukan kita semua. Karena hanya sistem Islam lah yang mampu menyatukan umat.

Kita harus menjaga persatuan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat Idul Adha atau haji. Kita harus saling menghormati, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang sama di bawah satu komando. Maka tak akan ada lagi perbedaan hari raya ataupun sikap acuh ketika saudara muslim disakiti.

Wallahua’lam bishawab

Pos terkait