Mampukah Kebudayaan Mengangkat Peradaban?

Oleh : Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)

Majalengka // zonakabar.com – Provinsi Jawa Barat kembali menyorot pentingnya kebudayaan dalam pembangunan masyarakat. Hal ini tercermin dari dua agenda penting yang belakangan ini berlangsung. Pertama, pentingnya “spirit kebudayaan” dalam kemajuan daerah melalui kegiatan halalbihalal Gubernur bersama Paguyuban Pasundan. Kedua, proses penggodokan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kebudayaan oleh DPRD Jabar.

Bacaan Lainnya

Upaya positif dengan membangun masyarakat melalui pendekatan kultural membutuhkan fondasi akidah yang kuat supaya memiliki pedoman tetap. Budaya bersifat dinamis dan kontekstual, jangan sampai mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam, yang merupakan agama mayoritas masyarakat Jabar.

Sejatinya, identitas orang Sunda adalah Islam. Sejarah membuktikan bahwa Islam telah mendarah daging dalam tatanan kehidupan orang Sunda sejak berabad-abad lalu, melalui kerajaan Islam, pesantren, ulama, hingga tradisi syiar. Sehingga dorongan pada masyarakat Sunda untuk kembali membangun dirinya dengan narasi kebudayaan, tentu dalam koridor asas akidah Islam.

Pandangan Islam Terkait Peradaban

Dalam Islam, peradaban dibangun di atas akidah Islam. Akidah Islam sebagai ide dasar dan menyeluruh yang melahirkan pandangan hidup (worldview), hukum, dan sistem. Budaya merupakan produk dari penerapan ideologi tersebut dalam kehidupan nyata.

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah Swt. hanyalah Islam.”
(QS. Ali Imran: 19)

“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.”
(QS. Ali Imran: 85)

Budaya Sunda, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam, bisa menjadi warna lokal dari peradaban Islam, namun bukan asasnya. Islam tidak menolak budaya, tapi menyaring dan menundukkannya di bawah hukum syariat.

Nabi Muhammad Saw. pun membangun peradaban Madinah bukan dengan menghidupkan budaya Quraisy atau Aus-Khazraj, tapi dengan Islam yang melahirkan sistem sosial, politik, dan ekonomi yang baru dan menyeluruh.

Penutup

Membangun masyarakat Sunda yang kuat membutuhkan basis Islam, yang menjamin keadilan, kesejahteraan, dan kebaikan dunia-akhirat. Budaya merupakan cerminan dari nilai yang dianut; jika nilai Islam yang diterapkan, maka budaya pun akan islami dengan sendirinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *