Misteri Kematian Ahat: Perjalanan Pulang yang Berakhir Tragis di Sungai Ruei

Katingan, Zonakabar.com,Kalimantan Tengah – Sebuah tragedi menggemparkan warga Desa tumbang jala, Kecamatan Sanaman Mantikei, setelah seorang pria bernama Ahat (60) ditemukan tewas mengenaskan di Sungai Ruei, dalam kondisi yang diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Anak-anaknya, yang pertama kali menemukan jasad sang ayah, mendesak pihak berwenang untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tersebut.

Ahat diketahui berpamitan kepada keluarganya pada Senin, 29 Juli 2024, sekitar pukul 07.30 WIB. Ia mengatakan kepada anak-anaknya—Silo, Sinto, Niko, Tarung, dan Feri—bahwa ia akan pulang ke kampung untuk menjenguk istrinya dan sekaligus mencari ikan. “Bapak bilang hanya akan bermalam satu hari, jadi kami sempat menawarkan diri untuk mengantarkan, tapi bapak menolak dan meminta kami tetap bekerja,” jelas Silo.

Namun, hingga Kamis, 1 Agustus 2024, Ahat tak kunjung kembali ke tempat mereka bekerja. Silo dan Feri, khawatir akan keselamatan ayah mereka, memutuskan pulang ke kampung untuk memastikan keadaannya. Saat tiba, mereka mendapat kabar mengejutkan dari sang ibu bahwa Ahat tak pernah tiba di rumah sejak hari Senin.

Setelah berkumpul dan berdiskusi dengan saudara-saudara lainnya, Silo dan keempat saudaranya memutuskan untuk mencari ayah mereka. “Kami menyusuri jalan yang biasa ditempuh bapak, tetapi hanya menemukan lanjung dan pukat yang dibawanya,” kata Silo. Karena cuaca buruk, pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan keesokan paginya.

Pada Jumat pagi, 2 Agustus 2024, keluarga Ahat kembali melanjutkan pencarian menggunakan perahu bermotor menyusuri Sungai Ruei menuju arah kampung. Sekitar pukul 09.00 WIB, setelah perjalanan sekitar 30 menit, mereka menemukan jasad Ahat mengambang di sungai dalam kondisi yang sangat mengenaskan. “Wajahnya hampir tidak bisa dikenali lagi. Tubuhnya penuh bekas luka tebasan senjata tajam, dan ada luka tembak di pinggang kanannya,” ungkap Silo dengan suara bergetar.

Dengan hati yang hancur, Silo dan Niko membawa jenazah ayah mereka ke kampung menggunakan terpal dan segera melaporkan peristiwa tragis ini ke Polsek Sanaman Mantikei. Pukul 20.00 WIB malam itu, Kapolsek dan tim tiba di rumah keluarga Ahat di Desa Tumbang Jala untuk melakukan visum dan memeriksa keterangan dari keluarga.

Keluarga besar Ahat memakamkan beliau pada Senin, 5 Agustus 2024, diiringi isak tangis dan rasa duka yang mendalam. “Kami berharap pihak berwajib dapat mengungkap siapa pelaku yang tega melakukan ini kepada ayah kami,” ucap Silo dengan harapan besar akan keadilan.

Kematian Ahat yang tragis ini masih menyisakan misteri. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan, sementara warga sekitar berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.(Niko Alda)

Pos terkait