Majalengka // zonakabar.com – Seorang Ajudan Pj Bupati Majalengka yang belum diketahui namanya, diduga arogan dengan terkesan menghalangi tupoksi wartawan dalam melakukan wawancara sebagai bahan membuat produk karya jurnalistik.
Hal itu dinilai tak pantas dilakukan oleh siapapun termasuk oleh ajudan PJ Bupati Majalengka, Jawa Barat.
Abdullah Ketua DPC Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menyayangkan peristiwa tersebut.
“Memang dia siapa!, Ngapain dia (Ajudan) itu melakukan tindakan itu, Emang rekan kita (wartawan) itu tidak boleh konfirmasi.” Ucapnya.
Ingat kami bekerja dilindungi Undang-undang, Jangan sampai kami sebagai jurnalis di kebiri di Majalengka.
Namun saya berharap kedua belah pihak bisa duduk bersama, Agar persoalan ini tidak semakin melebar dan tak terjadi lagi di kemudian hari, Tukasnya.
Untuk diketahui, Peristiwa itu berawal saat seorang jurnalis Televisi Swasta Nasional Nana Waskana yang meminta klarifikasi terkait bendera yang dinaikkan (dierek) Paskibraka tidak sampai puncak tiang bendera, di lapang GGM.
Usai klarifikasi, jurnalis tersebut dirangkul ajudan Pj Bupati Majalengka dengan posisi tangan ajudan mempiting, hingga diduga ada intimidasi dengan mempertanyakan dan mempermasalahkan kenapa menanyakan terkait hal diatas (bendera) kepada Pj Bupati Majalengka.
“Saat itu saya meminta komentar kepada Pj Bupati Majalengka, terkait acara upacara bendera, dan kemudian dalam upacara tersebut, ada kejadian bendera tidak naik penuh, artinya tidak sampai puncak, beliau tuh kemudian menjelaskan, setelah selesai saya ditarik sama ajudannya Pj Bupati Majalengka,” jelas Nana.
“Terus nanya, kenapa wawancara terkait masalah bendera, lah apa salah saya, saya kan punya hak menanyakan (tupoksi wartawan), masalah bendera tidak sampai puncak tiang, nah kenapa anda itu sebagai ajudan ngomong seperti itu,” tambahnya.
Naasnya, ditempat yang berbeda, saat para Wartawan sedang melakukan wawancara dengan Dhany Eka Rahadian, selaku ketua Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Majalengka di depan Pendopo terkait masalah yang sama (bendera).
Ajudan yang sempat bermasalah dengan Nana Waskana di Lapang GGM tersebut, menghampirinya, dan kemudian mengeluarkan kata-kata yang memancing emosi dan keributan, sehingga terjadilah cek-cok adu mulut antara ajudan dengan Nana, bahkan dengan wartawan lainnya yang tersulut emosi.
Sementara itu Menurut Kabag Prokompim Dr. H. Momon, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa pada intinya kedua belah pihak sama baiknya, baik Wartawan ataupun ajudan. Wartawan punya tugas untuk meminta klarifikasi, sementara ajudan pun punya tugas pengamanan dan proteksi terhadap pimpinan, dalam hal ini Pj Bupati Majalengka.
“Nanti kita selesaikan untuk saling memaafkan kedua belah pihak dengan duduk bersama, kita jadwalkan kang segera, kalau sekarang sepertinya kita masih pada sibuk,” ucapnya lagi.***